Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Dalam
postingan saya kali ini ingin membahas tentang kasus manusia perahu dari
Myanmar yaitu Rohingya. Masyarakat Rohingya berasal dari negara Myanmar dan
Bangladesh yang terdampar pada laut lepas. Ditemukan oleh nelayan-nelayan dan
kapal-kapal yang melalui Laut Cina Selatan dan Samudera Hindia akhirnya dibawa
ke negara terdekat seperti di bagian Asia Tenggara. Indonesia khususnya Aceh
dan Malaysia menjadi negara yang menerima pengungsi Rohingya. Para pengungsi
Rohingya tidak memiliki kewarganegaraan yang sah sehingga mendapat diskriminasi
saat mencari pekerjaan, mendapatkan hak yang mereka perlukan dan melaksanakan
kewajiban yang diatur oleh negara mereka berdomisili. Mereka ditempatkan di
kamp pengungsian di Aceh Timur dan Binjai, Sumatera Utara. Sedikit info, antara warga minoritas Muslim Rohingya dengan
mayoritas Budhis di negara bagian Rakhine di Myanmar makin memburuk menjadikan
etnis Rohingya menjadi terpinggirkan sehingga mereka melakukan pelayaran untuk
mencari suaka dan perlindungan. Minoritas Rohingya beragama Islam, sementara
mayoritas warga Myanmar beragama Budha.
Selain itu, kasus perdagangan manusia kerap terjadi di antara masyarakat
Rohingya yang didalangi penjahat penyelundup manusia. Banyak yang terjerat
sindikat penyelundup manusia dari Thailand. Dengan bayaran cukup tinggi hingga
1.500 US Dolar per orang, para pengungsi Rohingya itu kemudian ditampung di
kamp sementara dekat perbatasan ke Malaysia. Inilah jalur
"trafficking" tradisional para pedagang manusia. Jika bernasib baik,
mereka bisa melintas ke Malaysia dan mencari pekerjaan di sana, seperti sekitar
30.000 warga Rohingya yang beruntung. Jika naas, para pengungsi ini mati
dibunuh penjahat penyelundup manusia. Negara ASEAN tengah mendalami kasus
penyelundupan manusia khususnya dilakukan kepada etnis Rohingya.
Sangat miris mendengar berita tentang kematian anak berusia
15 tahun yang bernama Nur Husein disiksa oleh penjahat penyelundup manusia
hingga meninggal dunia. Padahal orang tuanya sudah memberikan uang tebusan
sekitar 150.000 Taka Bangladesh (jika dirupiahkan menjadi ). Ia diculik dari
Thailand dibawa ke Malaysia. Setelah ditemukan oleh polisi Malaysia dan dibawa
ke rumah sakit oleh pengungsi Rohingya di perbatasan Malaysia, rumah sakit
tidak menerima pasien karena tidak memiliki dokumen yang lengkap. Ini adalah salah satu contoh fenomena manusia yang berusaha
berjuang bertahan hidup setelah lari dari kekejaman Budha Myanmar dan masuk
dalam jeratan kebiadaban mafia perdagangan manusia.
Dari uraian yang dijelaskan, makna yang dapat diambil adalah kita tidak
boleh mendiskriminasikan suatu kaum walaupun dari beda ras, agama, suku dan
adat istiadat. Walaupun mereka menjadi minoritas tidak ada salahnya jika mereka
bersatu dengan kaum mayoritas agar terciptanya kedamaian dan tidak ada
perselisihan di antara mereka. Memang negara Myanmar tidak menganut semboyan
Bhinneka Tunggal Ika namun dapat digaris bawahi bahwa persatuan itu penting dan
saling menghormati amat umat beragama untuk menciptakan suasana damai dan
sejahtera.
Sekian dari postingan saya, Semoga Bermanfaat
Komentar
Posting Komentar